Dilanda Kemarau Panjang, Warga Banyuwangi Gelar Sholat Istisqa dan Perang Cendol di Persawahan

    Dilanda Kemarau Panjang, Warga Banyuwangi Gelar Sholat Istisqa dan Perang Cendol di Persawahan
    Warga Dusun Suko, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Sholat Istisqa’ atau sholat meminta turunnya hujan, Minggu siang (22/10/2023)

    BANYUWANGI - Kemarau panjang yang saat ini melanda sebagian wilayah Indonesia dan salah satunya melanda Kabupaten Banyuwangi, membuat sejumlah lahan mengalami kekeringan, serta krisis air bersih. Hal ini membuat ratusan warga Dusun Suko, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melakukan Sholat Istisqa’ atau sholat meminta turunnya hujan, Minggu siang (22/10/2023).

    Sholat yang digelar di area persawahan yang ada di sisi utara pertigaan Dusun Suko, di pimpin langsung oleh H. Zurkoni selaku takmir Masjid Miftahul Falah yang ada di Dusun Suko. Kepada wartawan, H. Zurkoni menyatakan, bahwa Sholat Istisqa bertujuan agar Alloh Subhanahu Wataala menurunkan hujan. "Acara yang dilaksanakan ini adalah Sholat Istisqa, dengan tujuan agar Allah SWT memberikan harapan untuk turunnya hujan selama kemarau panjang ini, " ujar H. Zurkoni.

    H. Zurkoni juga mengatakan, dalam syariat Islam, ketika musim kemarau berkepanjangan melanda, umat Islam dianjurkan untuk memohon ampun dan juga meminta hujan dengan cara menggelar Sholat Istiqa. "Mudah-mudahan lewat sholat tersebut Allah SWT memberikan hidayah kepada kita semua, dan mudah-mudahan doa kita dikabulkan oleh Allah SWT sesuai yang janjikan, " ujarnya.

    Sementara Habib Kepala Desa Benelan Kidul melalui Kepala Dusun Suko M. Husni menyatakan, bahwa selain menggelar Sholat Istisqa, warga di desanya juga menggelar tradisi Perang Cendol, dimana tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang. "Benar warga di dusun kami hari ini menggelar Sholat Istisqa untuk meminta hujan kepada Sang Pencipta. Selain itu kami juga menggelar ritual Perang Cendol, dimana kegiatan ini sudah menjadi tradisi warga kami secara turun temurun, " ujar Husni.

    Dimana dalam perang cendol ini, warga saling sembur dan lempar cendol antar sesama, dan tidak ada yang boleh marah atau emosi. (*)

    banyuwangi jatim kemarau panjang sholat istisqa
    Hariyono

    Hariyono

    Artikel Sebelumnya

    Dinilai Menginspirasi Polresta Banyuwangi...

    Artikel Berikutnya

    Ketua DPC PDI Perjuangan Banyuwangi: Ganjar-Mahfud...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu
    Hendri Kampai: Kenapa Lapor Lagi? Emangnya Kantor Pajak Kerja Apa?

    Ikuti Kami