Puluhan Sapi Terserang LSD, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Pacu Vaksinasi

    Puluhan Sapi Terserang LSD, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Pacu Vaksinasi
    Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi

    BANYUWANGI - Penyakit kulit berbenjol atau Lumpy Skin Disease (LSD) ditemukan di Banyuwangi. Data dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Banyuwangi, kasus pertama ditemukan pada Agustus 2023. Hingga Oktober ini, sebanyak 23 sapi terjangkit LSD.

    Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertapa Banyuwangi, drh. Nanang Sugiarto mengungkapkan, kasus pertama ditemukan di Desa Tamansuruh dan Desa Kemiren. "Ada 23 kasus dan seluruhnya di Kecamatan Glagah. Di kecamatan lain belum ada laporan. Saat ini semuanya masih dalam penanganan, ' kata Nanang kepada wartawan, Senin (9/10/2023).

    Nanang menyebut, kasus LSD yang teridentifikasi di Kecamatan Glagah ditangani dengan cepat, sehingga tidak sampai berdampak parah pada kematian. Pemicu kasus LSD pun masih diteliti. Dinas masih melakukan kajian bagaimana virus ini bisa sampai di Kecamatan Glagah. Padahal notabene Glagah bukan menjadi kategori daerah risiko tinggi. "Kita masih lakukan surveilen. Tapi hasil uji lab dipastikan bahwa benar itu LSD, " ungkapnya.

    Menurut Nanang, munculnya wabah LSD ini dimungkinkan saja dipicu faktor kebersihan kandang atau juga faktor lalu lintas ternak. "LSD ditularkan lewat faktor nyamuk atau lalat. Jadi mungkin karena faktor kandang yang kotor atau lalu lintas ternak. Mungkin peternak kita ada yang mengambil sapi dari luar, kan kita belum tahu. Kita masih lakukan survei, " bebernya.

    Dinas sebetulnya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satunya adalah vaksinasi. Akan tetapi stok vaksin yang didapat dari Pemprov Jatim terbatas, sehingga tidak bisa mengcover seluruh wilayah Banyuwangi. "Kita dapat jatah 1.400 dosis, dan itu masih sangat kurang, " tambah Nanang.

    Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi telah mengajukan permintaan vaksin tambahan. Saat ini masih dalam proses. "Dosis yang ada saat ini kita optimalkan untuk wilayah Glagah dan beberapa wilayah sekitarnya seperti Licin maupun Giri, " imbuhnya.

    Pihaknya pun mengimbau para peternak melakukan pencegahan secara mandiri. Cara sederhananya dengan menjaga kebersihan kandang. Juga menyemprot insektisida di sekitar kandang untuk membunuh vector pemicu LSD. "Jadi bukan lagi disinfektan tapi sudah harus pakai insektisida untuk membunuh lalat atau nyamuk biar tidak menyebar kemana-mana, " pungkasnya. (*)

    banyuwangi jatim dinas pertanian dan pangan
    Hariyono

    Hariyono

    Artikel Sebelumnya

    Kadisbudpar Banyuwangi Sebut Tour of Kemala...

    Artikel Berikutnya

    Disambut Tarian Gandrung, Kirab Pataka Jawa...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Kearifan Masyarakat Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10
    Para Pemimpin Negara Tiba di Bali Hadiri World Water Forum ke-10
    Menparekraf Ajak Komunitas Bali Ikut Sukseskan Pelaksanaan World Water Forum ke-10
    Hadiri World Water Forum ke-10, Elon Musk Disambut Menko Marves
    Delegasi World Water Forum ke-10 Terpukau Balinese Water Purification Ceremony

    Ikuti Kami